MEDIANAD.COM, SABANG – Dalam upaya mendukung pemberdayaan masyarakat dan pengembangan potensi lokal, Babinsa Koramil 02/Sukakarya Kodim 0112/Sabang, Serma Sutrisno, turut mendampingi warga binaannya dalam kegiatan uji coba pembuatan garam dengan metode pemanfaatan panas sinar matahari. Kegiatan ini berlangsung di Gampong Kuta Timu, Kecamatan Sukakarya, Kota Sabang,(4/5/2025).
Uji coba ini bertujuan untuk menemukan alternatif pengolahan garam yang lebih ramah lingkungan dan efisien secara ekonomi. Biasanya, warga setempat memproduksi garam dengan menggunakan kayu bakar untuk memasak air laut. Namun, metode konvensional tersebut tidak hanya membutuhkan banyak energi, tetapi juga berkontribusi pada penggunaan sumber daya alam yang semakin menipis.
Dengan memanfaatkan sinar matahari, warga mencoba menguapkan air laut secara alami di dalam wadah-wadah dangkal, sehingga kristal garam terbentuk secara perlahan. Metode ini dinilai lebih hemat biaya, bebas polusi, dan ramah lingkungan karena tidak menghasilkan asap serta tidak memerlukan bahan bakar fosil.
Serma Sutrisno menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk dukungan Babinsa terhadap inisiatif warga untuk berinovasi dan meningkatkan perekonomian melalui potensi yang ada di wilayahnya.
“Pendampingan ini adalah bagian dari tugas kami sebagai aparat teritorial untuk selalu hadir di tengah-tengah masyarakat. Kami sangat mendukung kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan warga, apalagi yang bersifat ramah lingkungan,” ujarnya.
Garam kasar hasil uji coba ini direncanakan akan digunakan sebagai bahan campuran dalam proses pembuatan balok es batu. Es batu tersebut kemudian dimanfaatkan oleh para nelayan lokal untuk mengawetkan hasil tangkapan mereka, sehingga tetap segar saat dibawa ke darat atau dijual ke pasar.
Kegiatan ini juga membuka peluang bagi pengembangan usaha kecil berbasis kelautan di Sabang, serta mendorong kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan melalui praktik-praktik produksi yang berkelanjutan.
Dengan pendampingan yang konsisten dari Babinsa dan kolaborasi yang solid antara masyarakat dan aparat kewilayahan, diharapkan metode ini bisa dikembangkan lebih lanjut dan menjadi solusi jangka panjang bagi produksi garam lokal di wilayah Sabang.(man)