MEDIANAD.COM, BANDA ACEH: Manajemen Persiraja Banda Aceh mengharapkan, Komisi Disiplin (Komdis) Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Operator Kompetisi Liga2 dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) tahun 2024- 2025 wajib mengusut tuntas kinerja buruk yang diperlihatkan wasit dan perangkat pertandingan saat bertugas pada laga babak 8 besar Liga2 antara tuan rumah PSPS Pekanbaru dengan Tim tamu Persiraja Banda Aceh di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru, Selasa (11/02/2025) malam.
‘Dimana kubu tuan rumah bersama wasit, asisten wasit dan perangkat pertandingan besar dugaan sudah merancang skenario jauh-jauh hari untuk memenangkan kubu tuan rumah PSPS dan berusaha menjegal laju Persiraja, sehingga PSPS terbuka jalan lebar lolos ke babak berikutnya, sebagai jalan promosi ke Liga1″.
Padahal dalam laga penting tersebut, “jika wasit Amri Nurhadi menjalankan tugas secara fair play sportif alias adil dan tak mendapat tekanan dari tuan rumah, setidaknya tim dari Aceh Persiraja yang bertindak sebagai tim tamu di laga itu memperoleh tiga kali penalti”, setelah dalam menit yang berbeda, Ramadhan, Deri Corfe dan Vivi Asrizal dibabak kedua diganjal secara terang-
terangan oleh pemain tuan rumah dalam kotak penalti.
Namun buset? Wasit Amri Nurhadi membiarkan begitu saja atas momen pelanggaran keras yang berulang kali dikotak terlarang pada laga penentuan itu dan sangat merugikan tim Persiraja, ujar Manajer Persiraja Banda Aceh, Ridha Mafdhul Gidong kepada awak media di Banda Aceh, Kamis (13/02) sore.
Sekaligus atas perlakuan tak adil tersebut berharap PSSI wajib mengusut tuntas kinerja perangkat pertandingan di laga tersebut, serta manajemen Persiraja sudah
melayangkan surat protes resmi kepada PSSI sebagai induk sepakbola nasional atas tingkah laku buruk dan kecurangan perangkat pertandingan di laga Babak 8 Besar Liga 2 2024/25 yang berlangsung 11 Februari 2025 di Stadion Kaharuddin Nasution, Pekanbaru 4 hari lalu tersebut.
Dimana pertandingan yang berkesudahan 1-0 untuk kemenangan “garam” bagi tuan rumah PSPS Pekanbaru itu dipimpin oleh Wasit Tengah, Amri Nurhadi, Asisten Wasit 1 Sukirman, Asisten Wasit 2 Erys Nursansandy dan Wasit Tunggu, Fibay Rahmatullah, serta Penilai Wasit, Maslah Ihksan jelas Manajer Gidong secara terang benderang nama wasit dan perangkat pertandingan yang memimpin laga tersebut.
Serta Manajer tim Persiraja, Ridha Mafdhul Gidong juga menambahkan, Surat Protes Tersebut Dilayangkan atas Arahan Presiden Klub Persiraja, H. Nazaruddin Dek Gam, yang juga Anggota Komisi III DPR RI sudah mengirimkannya kepada PSSI dan Komdis PSSI juga Komite Wasit PSSI sesuai dengan data dan fakta di lapangan.
“Hal ini bukanlah dikarenakan Human Error, akan tetapi patut diduga ini merupakan skenario besar untuk mengalahkan Persiraja dan memenangkan PSPS Pekanbaru,” sayang Gidong.
Kejadian ini tidak bisa dianggap sebagai kesalahan oknum, akan tetapi ini adalah sebuah skenario yang dilakukan untuk memenangkan satu tim dengan menghalalkan segala cara, termasuk adanya indikasi penyuapan dan pemerasan, itu wajib diusut tuntas oleh pemangku kompetisi di PSSI Pusat.
Gidong menegaskan, “melaui surat ini kami mengharapkan keadilan dari Komite Wasit PSSI, untuk mengusut perangkat pertandingan dan s terlibat. Keadilan harus ditegakkan bagi Persiraja dan sepak bola Indonesia. Bagi perangkat pertandingan yang sudah berlaku curang dan merusak sepak bola Indonesia agar dapat dihukum seberat-beratnya, untuk memberikan efek jera termasuk hukuman pidana,” harapnya dan diperuntuhkan kepada Komdis PSSI.
SEKALIGUS MERINCIKAN, kecurangan, pelanggaran dan kesalahan fatal yang dilakukan oleh perangkat pertandingan diantaranya:
Pada menit 17.58, pemain Persiraja atas nama Ramadhan yang menggiring bola dan dilanggar dengan keras oleh pemain PSPS Pekanbaru di dalam kotak penalti. Akan tetapi wasit tidak menunjuk titik putih dan tidak memberikan hukuman apa-apa.
Pada menit 22.49. Pemain PSPS Pekanbaru kembali melanggar pemain Persiraja atas nama Deri Corfe di dalam kotak penalti, lagi-lagi wasit hanya membiarkan dan tidak memberikan hukuman penalti.
Pada menit 56.46, Asisten Wasit 1 mengangkat bendera dan menyatakan pemain Persiraja atas nama Deri Corfe berada dalam posisi offside saat tim sedang menyerang, padahal sangat jelas terlihat bahwa posisi pemain tersebut dalam posisi onside.
Pada menit ke 82.15 pemain Persiraja atas nama Vivi Asrizal dilanggar dengan keras di dalam kotak penalti oleh kiper PSPS Pekanbaru, keputusan wasit tetap tidak memberikan hukuman dan menyatakan tidak ada pelanggaran apapun.
Selain keempat point diatas, perangkat pertandingan kerap melakukan kesalahan dan membuat keputusan-keputusan yang sangat merugikan tim Persiraja, termasuk gerakan tambahan yang dilakukan oleh pemain-pemain seperti Lerby, sayannya lagi diabaikan wasit AMRI NURHADI.
“Hasil skenario perangkat pertandingan saat bertindak sebagai tim tamu di kandang PSPS”, sekaligus menutup peluang Persiraja promosi ke Liga1 musim kompetisi kali ini. (zm/*)