BIREUEN, MEDIANAD.COM : Tawakal SPd MPd nama lengkap pemuda yang berprofesi sebagai Dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani Universitas Islam Kebangsaan Indonesia (FKIP PENJAS UNIKI) Bireuen merupakan Pemuda Kelahiran Bireuen, 20 November 1992.

Pada masa bangku sekolah, Tawakal sempat menekuni olahraga Sepakbola, namun saat sudah duduk di bangku perguruan tinggi, Tawakal mulai beralih menekuni futsal di kampusnya, di Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

Tawakal menjadi salah satu pemain utama di tim binaan perguruan tersebut yaitu Himadirga (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Olahraga) FKIP Unsyiah dan Unsyiah FC. Pemuda yang kerap di sapa TW ini sempat membawa timnya Juara POMDA (Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah)Hinga pernah mewakili Aceh pada ajang Pekan Olahraga Mahasiswa (POMNAS) di Batam-Kepulauan Riau, Juara Piala Menpora antar mahasiswa Se Sumatera, dan juara Piala Piala Nol Kilometer di kota paling barat Indonesia yaitu Sabang. Itu adalah bukti andil service Tawakal ketika menggocek sikulit bundar.

Pada akhir tahun 2017 Tawakal yang notabenenya masih aktif bermain futsal dan sepakbola, mendapat kesempatan menarik Dari hasil kinerjanya, yaitu ditawari untuk mengambil lisensi ilmu kepelatihan futsal di kota penghasil empek-empek Palembang (Sumatra Selatan) oleh tim futsal amatir di Kota Banda Aceh Fair Play FC dan langsung mendapat rekomendasi dari Asosiasi Futsal Kabupaten Bireuen yang mana Kota Juang itu adalah tanah kelahiran pria 32 tahun ini.
Selepas dari mengikuti ilmu kepelatihan di Palembang, Tawakal langsung ditawari oleh dua tim di Aceh dengan event yang berbeda yaitu yang pertama Genksi Fc Pidie (ajang Liga Futsal Nusantara regional Aceh) saat itu berhasil mencapai semifinalis,dan juga Untuk PORA Futsal Bireuen (ajang pesta olaharaga 4 tahunan di Aceh yang bernama Pekan Olahraga Aceh) pada tahun 2018 silam. pada debutnya masa itu, tawakal bisa disebut masih belia dalam ilmu kepelatihan perfutsalannya.

Selanjutnya tahun 2019 tawakal sempat melatih di Akademi Futsal Aceh (AFA) dan berhasil Merebut piala Asosiasi Akademi Futsal Indonesia (AAFI) regional Aceh dikelompok umur 12 tahun yaitu Juara 2 piala AAFI regional Banda Aceh dan juara 1 regional Aceh sebelum mewakili Aceh di pentas piala AAFI nasional.
2020 sampai tahun 2022 dia menjabat sebagai pelatih futsal klub amatir Rumoh Futsal Club yang berdomisili di Kutaraja (Banda Aceh). Lalu ditahun 2021 Tawakal kembali ditinjuk untuk menahkodai tim Futsal Kabupaten Bireuen untuk persiapan ajang kualifikasi Pora atau sering disebut Pra-Pora usia dibawah 23 tahun.

Baru-baru ini Tawakal Dipercayai sebagai pelatih kepala tim Persatuan Wartawan Indonesia Provinsi Aceh pada ajang Pekan Olahraga Wartawan Nasional (PORWANAS) di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.

Sebagai seorang yang dipercaya menjadi pelatih menurutnya banyak tantangan yang ia harus hadapi. “Karena ternyata jadi pelatih itu hal yang lumayan sulit. Pertama kita harus bisa melakukan pendekatan emosional dengan atletnya, kemudian membuat program yang sesuai untuk latihan, dan saat pertandingan setiap atlet membuat saya merasa bertanggung jawab penuh atas keselamatan dan kemenangan atlet,” Tambah Tawakal.

Sedangkan tantangan yang dihadapi Tawakal dalam menjadi dosen Penjas adalah bagaimana dalam mengembangkan potensi mahasiswa Penjas untuk bisa berprestasi serta berkontribusi bagi kemajuan universitas, lingkup nasional hingga kancah internasional.

“Suka duka saya menjadi dosen adalah yang pertama suka dulu ya, saya senang bisa berinterkasi kepada mahasiswa dari berbagai macam daerah. Saya bisa mengaplikasi keilmuan yang saya miliki. Sedangkan menurut saya duka menjadi dosen itu tidak ada, karena saya sudah menyukai profesi saya secara keseluruhan,” ungkapnya.

Tawakal berharap kepada sesama dosen muda, untuk selalu semangat dalam menjadi tenaga pendidik untuk memajukan anak bangsa, demi tujuan bersama dalam menciptakan generasi penerus bangsa yang berintelektual tinggi di bidangnya masing-masing.

“Menurut saya mengembangkan keilmuan kita dalam bidang ilmu masing-masing, dan harus fokus pada bidang ilmu yang ditekuni, serta jangan pernah berpatokan pada materi yang kita raih ketika menjadi dosen,” ujarnya.

Tawakal melanjutkan sebagai dosen jangan pernah bernah berpikir untuk dilayani, karena seharusya kitalah yang melayani mahasiswa serta memberikan contoh teladan yang bagi semua. Intinya harus menjadi panutan bagi mahasiswa, teman bagi mahasiswa, teman sejawat, dan lingkungan masyarakat.

“Harapan saya Universitas Islam Kebangsaan Indonesia Bireuen ini bisa menjadi Universitas yang besar dan berkembang, menjadi salah satu universitas ternama di Indonesia. Perlu adanya perbaikan serta peningkatan fasilitas-fasilitas yang masih kurang di Unived, termasuk peningkatan SDM, dengan cara memberikan dan membiayai pelatihan, seminar bagi dosen baik sebagai pembicara ataupun peserta di tingkat nasional maupun internasional,” harapnya.

Ia juga menambahkan, semoga mahasiswa Penjas Uniki bisa bersaing serta menjadi pendidik maupun pelatih yang berkualitas nantinya. Sehingga bisa memberikan dampak positif terhadap kemajuan pendidikan di Indonesia terutama di Provinsi Aceh khususnya di Kabupaten Bireuen ini, tutup Pria yang kerap disapa Coach Tawakal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini