Tawakal
MEDIANAD.COM : Dalam dunia akademik, karir seorang dosen adalah perjalanan panjang hingga usia 70 tahun atau lebih, ibarat lari maraton.
Sepanjang perjalanan dalam dunia dosen ini, tantangan tidak hanya datang dari tugas-tugas akademik, tri dharma, tetapi juga dari lingkungan kerja yang bisa dipenuhi dinamika sosial, politik, dan birokrasi yang kadang sangat toksik.
Salah satu ancaman terbesar terhadap produktivitas dan integritas akademik adalah kehadiran dosen dengan sifat Dark Triad (machiavellianism, narsisme, dan psikopatik).
Sifat super toksik ini dapat muncul baik pada dosen baru yang sedang beradaptasi maupun dosen senior, terutama mereka yang menduduki jabatan struktural dan mengalami power syndrome (kondisi ketika seseorang masih membayangkan pencapaiannya pada masa lalu dan membandingkannya dengan masa kini).
Bila itu dibiarkan, perilaku semacam ini dapat menciptakan lingkungan akademik yang suram, menghambat inovasi, dan merusak nilai-nilai keilmuan.
Machiavellianism
Niccolo Machiavelli dalam bukunya The Prince menggambarkan bagaimana kekuasaan bisa dipertahankan dengan manipulasi dan penuh intrik. Namun, dalam dunia akademik, sikap ini bisa menghancurkan kolaborasi dan kepercayaan antar-rekan sejawat.
Dosen dengan sifat machiavellianism cenderung memanipulasi keadaan demi kepentingannya sendiri. Mereka mungkin menggunakan cara-cara licik untuk mendapatkan proyek penelitian, hibah, atau pun jabatan akademik.
Narsisme
Narsisme membuat seseorang merasa lebih superior dari orang lain, menganggap dirinya berhak atas perlakuan istimewa, dan sulit menerima kritik. Seorang dosen yang narsistik mungkin enggan berbagi ilmu, merasa paling tahu dalam diskusi akademik dan kebijakan kampus, atau menolak menerima masukan meskipun keliru.
Dalam sejarah, banyak pemimpin besar dengan sifat narsistik seperti Napoleon Bonaparte yang akhirnya gagal karena keangkuhannya. Dalam akademik, narsisme bisa menciptakan lingkungan kerja yang hierarkis dan tidak kondusif bagi inovasi akademik.
Dosen dengan kecenderungan psikopatik tidak peduli pada aturan atau dampak dari tindakan mereka terhadap orang lain. Mereka bisa mengambil keputusan yang merugikan kolega atau mahasiswa tanpa rasa bersalah, bahkan mungkin melakukan tindakan koruptif tanpa takut ketahuan.
Dalam sejarah, beberapa pemimpin tirani seperti Stalin dikenal memiliki karakteristik psikopatik yang membuat mereka kejam dan tidak berperasaan. Dalam dunia akademik, sikap ini bisa menghancurkan solidaritas dan etika keilmuan.
Lalu bagaimana seorang dosen dapat bertahan dalam dunia akademik yang penuh tantangan tanpa harus memiliki sifat Dark Triad?
Seorang dosen harus menjunjung tinggi kejujuran dalam penelitian, pengajaran, dan pengabdian masyarakat. Integritas adalah modal utama dalam membangun reputasi akademik yang baik. Jangan tergoda melakukan manipulasi data atau plagiarisme hanya demi produktivitas instan.
Selain itu, dunia akademik bukan kompetisi individu, melainkan perjalanan kolektif. Berkolaborasilah dengan rekan sejawat dan mahasiswa untuk menciptakan lingkungan kerja yang penuh suportifitas tanpa menyikut teman sejawat demi isi dapur sendiri. Hindari sikap eksklusif dan elitis yang bisa merugikan hubungan profesional.
Jabatan struktural sering kali menjadi medan pertempuran bagi mereka yang memiliki ambisi besar. Sebaiknya, fokuslah pada kontribusi nyata bagi institusi daripada sekadar mengejar kekuasaan atau jabatan. Jika diberikan amanah sebagai pejabat akademik, jalankan dengan tanggung jawab dan harus penuh transparansi.
Di sisi lain, dunia akademik selalu berkembang sesuai era, dan seorang dosen harus terbuka terhadap perubahan serta kritik yang membangun. Jangan merasa diri paling benar atau paling berpengaruh besar.
Sejarah membuktikan bahwa ilmuwan besar seperti Galileo Galilei justru menemukan kebenaran dengan berani mengakui kesalahan dan belajar dari kritik.
Karir akademik adalah maraton, bukan sprint. Keberhasilan sejati bukan diukur dari seberapa cepat seseorang mencapai jabatan tertentu, melainkan dari dampak jangka panjang yang diberikan kepada ilmu pengetahuan dan masyarakat.
Seorang dosen yang bijak akan lebih fokus pada membangun generasi penerus yang lebih baik daripada sekadar mengejar pengakuan pribadi.
Karena dosen bukan nabi, ia juga bisa punya sifat super toksik. Sifat Dark Triad adalah ancaman nyata dalam dunia akademik, baik bagi individu maupun institusi. Dosen, baik yang baru maupun senior, harus waspada agar tidak terjerumus dalam pola pikir manipulatif, narsistik, atau psikopatik.
Dengan menjaga integritas, membangun hubungan yang sehat, dan fokus pada keberlanjutan, seorang dosen bisa menjalani karir akademik yang panjang, bermakna, dan penuh kontribusi tanpa harus mengorbankan nilai-nilai moral.
Seperti yang dikatakan oleh Albert Einstein, “Try not to become a man of success, but rather try to become a man of value (Janganlah berusaha menjadi orang yang sukses, tetapi berusahalah menjadi orang yang bernilai bagi khalayak ramai)”.