MEDIANAD.COM, ACEH BESAR: Warga Komplek Perumahan Flamboyan Gampong Baet Krueng Cut, Kecamàtan Baitussalam, Aceh Besar (Abes), mulai gerah dengan perihal janji manis yang dilontarkan pihak pengembang. PT. Flamboyan Megatama, selaku Developer.
Dimana sebelumnya pada bulan Januari 2025 secara langsung didepan warga dan tokoh masyarakat, komplek Flamboyan Gampong Baet, pihak PT dimaksud menjanjikan akan membangun fasilitas fisik, yakni tempat ibadah berupa Musholla, akan tetapi dan sayang hingga akhir bulan April sekarang janji pembangunan tersebut tak ada tanda-tanda akan dibangun, alias masih nihil dan sekedar janji.
Sementara itu untuk pembangunan unit rumah baru terus tumbuh, berdiri dan berjalan dibeberapa blok serta jumlah penghuni yang sudah menempati dirumah di komplek pelamboyan juga terus bertambah, bahkan sudah ditempati permanen hingga ratusan kepala keluarga, tapi sayang, kebutuhan dasar akan rumah ibadah (mushala) di komplek justru masih diabaikan alias belum ditunaikan janjinya oleh pihak developer kesal warga komplek dimaksud.
“Kami tidak butuh janji-janji lagi, kami butuh kepastian, dimana dan mengingat Mushala itu sangat penting bagi kami, terutama untuk kegiatan ibadah, seperti shalat berjamaah dan tempat pengajian bagi anak-anak serta tempat kegiatan umum lainnya untuk warga komplek,” ujar salah satu warga komplek tersebut kepada media ini, Jumat (25/04) 2025.
Yang juga salah satu warga tersebut yang tak mau dipublikasikan namanya mengakui, “pernyataan ini bentuk protes sekaligus mewakili seluruh warga komplek kepada pihak Developer PT Flamboyan Megatama”, yang mana warga menilai pengembang terkesan mengabaikan kebutuhan spiritual dan keperluan umum penghuni.
Bahkan yang disesalkan hingga sekarang untuk pembangunan Mushala di Komplek tak ada tanda-tanda dikerjakan. Tersurut seperti belum ada tanda papan proyek yang dipancang, jadwal pembangunan serta termasuk komunikasi resmi dari pihak developer dengan warga putus total, kesal seluruh warga komplek lagi.
Tuntut Transparansi dan Tindakan Nyata
Padahal beberapa perwakilan warga telah berupaya menghubungi pihak PT. Flamboyan Megatama untuk menanyakan tentang kejelasan pembangunan itu, namun hingga kini belum ada respon apalagi tindaklanjut.
“Kami minta pihak PT Pelamboyan dan developer jangan abaikan janji yang telah dilontarkan, Mushala adalah janji dan komitmen yang telah disampaikan sejak awal penawaran rumah untuk konsumen (penghuni),” ujar warga itu lagi dalam nada kesal.
Sembari mengatakan, “Warga kini tengah mempertimbangkan untuk melayangkan surat resmi, atau bahkan membawa ke ranah hukum, apabila tidak ada respon dalam waktu dekat”.
Serta warga berharap, suara kolektif ini dapat mengetuk kepedulian developer untuk menepati janji yang telah lama diucapkan.
Warga Ingin Solusi, Bukan Alasan
Janji membangun mushala bukan sekadar komitmen teknis, tetapi menyangkut hak dasar warga atas fasilitas sosial dalam suasana yang makin tidak pasti kepercayaan warga terhadap developer bisa tergerus jika tidak segera ada tindakan nyata, tutupnya.
Sementara itu, pihak developer Pengembang PT Pelamboyan Megatama perumahan dimaksud, “hingga berita ini dilogin dan kontributor online ini sudah berusaha mencari informasi dan nomor kontak untuk mengkonfirmasi perihal berita dimaksud sulit tercangkau”.
(heri)